Minggu, 17 Mei 2015

kadar asam bebas pada pupuk ZA

Nama                           : Fadel Muhammad S
N.I.S                            : 124802
Kelas                            : III.A
Kelompok                    :A.1.2
Tanggal Praktek            : 21 april 2015
Judul Penetapan            : Penetapan Kadar Asam Bebas Pada Sampel Pupuk ZA
Tujuan Penetapan         : untuk mengetahui kadar asam bebas pada sampel pupuk ZA
Dasar Prinsip                : Keasaman bebas dapat dititrasi langsung dengan NaOH 0,1 M dengan indicator MM dan MB (1:1)
reaksi :
Landasan Teori           :
ü    PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.[1] Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a.    Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
b.    Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c.    Pupuk berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.
ü    “PUPUK ZA”
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner  dkk.  (1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman  dkk. (1993,  dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan. 

 Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu  rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat  tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al (2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioka oleh Dedi dkk (2009).
Kandungan pupuk Za
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
           
Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:Nitrogen minimal 20,8%, Belerang minimal 23,8%, Kadar air maksimal 1%, Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, Bentuk Kristal dan     berwarna putih
Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005) yaitu :Tidak higroskopis, Mudah larut dalam air, Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan, Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, Dapat dicampur dengan pupuk lain, Aman digunakan untuk semua jenis tanaman, Meningkatkan produksi dan kualitas panen, Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
Cara Penggunaan Pupuk ZA
                  Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
Alat dan Bahan           :
Alat    :
·         Erlenmeyer
·         Spatula
·         Neraca
·         Pipet tetes
·         Buret
·         Statif
Bahan :
·         Pupuk ZA
·         Indikator  MM:MB (1:1)
·         Aquadest
·         NaOH 0.0843 M

 Cara kerja :
-Ditimbang 3 gram contoh ke dalam erlenmeyer

-Dibubuhi air,dilarutkan 25 ml lalu dihomogenkan

-Dibubuhi indikator MM : Mb ( 1 : 1 )

-Dititar dengan NaOH 0,0843 M sampai titik akhir (hijau-biru)
Pengamatan                 :
~ bobot sampel                                    : 3,0059 gram
~ Volume Penitaran                              : 0,63 ml
~ Warna Titik Akhir                             : Hijau
~ N NaOH                                          : 0,0843 M
Perhitungan                :
% Asam Beba          = V NaOH × M NaOH × Mr H2SO4  ×100%             
                                               mg Contoh
                               = 0,63 ml × 0,0843 mmol/ml × 98 mg/mmol ×100%
                                  3005,9 mg
                               = 0,17 %
Kesimpulan                 :
            Dari hasil percobaan dan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kadar asam bebas dalam pupuk ZA adalah 0,17%
DAFTAR PUSTAKA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar