Senin, 20 April 2015

Penetapan Kadar Air pada pupuk ZA dan TSP

LAPORAN LENGKAP

Nama                    : Fadel Muhammad Sudarmanto
Nis                        : 124802
Kelas                     : III.A
Kelompok             : A.1.2
Tanggal                  : 31 Maret 2015
Judul                     : Penentuan Kadar Air Pada Pupuk ZA dan TSP
Tujuan                   : Untuk mengetahui Kadar Air Pada Pupuk ZA dan TSP
Dasar Prinsip         : Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
Landasan Teori       :

PUPUK ZA

Pupuk Za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen danbelerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari istilah bahasa Belandazwavelzure ammoniak’, yang berarti Ammonium Sulfat (NH4SO4).Ammonium Sulfat bila dalam keadaan murni berwarna putih garam dengan bentuk kristal. Wujud pupuk ini juga berbentuk butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk Urea. Namun dalam perdagangannya, Ammonium Sulfat berwarna putih dan tergantung pada bahan pencampur yang terkandung didalamnya seperti kelabu, kemerah-merahan, kekunung-kuningan, biru tua atau bahkan kadang berwarna semu Ammonium Sulfat karena adanya kandungan H2SO4 bebas, garam-garam mineral dan uap air.Karena ion Sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pHtanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.Reaksi kerja pupuk Za agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber Sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.Pupuk Za yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada pembuatannya.Ammonium sulfat merupakan jenis pupuk nitrogen yang paling sering dipakai dalam perdagangan karena hidrolisa ion NH4+ ini sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.

PUPUK TSP 


Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai berikut

           Ca3(PO4)2CaF  +  H3PO4 --> Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 + HF 
 
 KADAR AIR

Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita tinggalkan, tetapi seiring diabaikannya dalam pembahasan mengenai gizi. Air digunakan dalam jumlah yang lebih besar, baik dalam pangan maupun dalam tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada seluruh bobot tubuh, hampir 60 hingga 70 persen tubuh manusia terdiri dari air, jumlah yang tepat tergantung dari faktor seperti usia, kelamin, keadaan kesehatan dan kegiatan fisik (Suhardjo dkk, 1977).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yanga akan digunakan dalam pengolahannya. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebasyang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya (Winarno, 2004).
Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan metode pengeringan (dengan oven biasa), metode distilasi, metode kimia, dan metode khusus seperti refraktometer (Anonim, 2009).
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110°C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kdang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan (Winarno,2004).
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran dan susu, menggunakan metode distilasi dengan pelarut tertentu, selain itu untuk bahan yang mengandung kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur dengan menggunakan refraktometer disamping menentukan padatan terlarutnya pula. Disamping cara fisik, ada pula cara kimia untuk menentukan kadar air. Mc Neil mengukur kadar air berdasarkan volume gas asitilen yang dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dalam bahan yang akan diperiksa, cara bahan ini dipergunakan untuk bahan-bahan seperti sabun, tepung, kulit, buuk biji panili, mentega dan sari buah (Winarno, 2004).
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis). Kadar air secara dry basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Bahan kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara wet basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah (Anonim,2009).
Penentuan kadar air untuk berbagai bahan berbeda-beda metodenya tergantung pada sifat bahan. Seperti misalnya:
  1. Untuk bahan yang tidak tahan panas, berkadar gula tinggi, berminyak dan lain-lain penentuan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan oven vakum dengan suhu rendah.
  2. Untuk bahan yang mempunyai kadar air tinggi dan mengandung senyawa volatil (mudah menguap) penentuan kadar air dilakukan dengan cara destilasi dengan pelarut tertentu yang berat jenisnya lebih rendah daripada berat jenis air.
  3. Untuk bahan cair yang berkadar gula tinggi, penentuan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan reflaktometer.

Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering.

Kadar air volumetrik, θ, didefinisikan dengan:
\theta = \frac{V_w}{V_T}
di mana V_w adalah volume air dan V_T = V_s + V_v = V_s + V_w + V_a yaitu total volume yang mencakup volume tanah, volume air, dan volume udara.
Kadar air gravimetrik[1] diekspresikan dengan massa:
u = \frac{m_w}{m_t}
di mana m_w adalah massa air dan m_t adalah massa curah. Massa curah dapat dianggap sebagai massa total, kecuali pada ilmu geoteknik dan ilmu tanah di mana tanah kering oven (m_s) dilambangkan dengan m_t.
Untuk mengubah kadar air gravimetrik menjadi volumetrik, cukup kalikan kadar air gravimetrik dengan berat jenis dari bahan.
Dalam mekanika tanah dan teknik perminyakan, istilah kejenuhan air atau derajat kejenuhan, simbol S_w digunakan, dan didefinisikan sebagai:
S_w = \frac{V_w}{V_v} = \frac{V_w}{V_T\phi} = \frac{\theta}{\phi}
di mana \phi = V_v / V_T adalah porositas dan V_v adalah volume ruang kosong atau pori. Nilai dari Sw dapat bervariasi dari 0 (sangat kering) hingga 1 (jenuh air). Dalam kenyataannya, Sw tidak pernah menyentuh nilai 0 atau 1, karena nilai ini hanyalah idealisasi.

Kadar air normalisasi, \Theta, (disebut juga kejenuhan efektif atau S_e) adalah nilai tak berdimensi yang didefinisikan oleh van Genuchten sebagai:
 di mana  adalah kadar air volumetrik; \theta_r adalah kadar air sisa, yaitu kadar air ketika gradien d\theta/dh menjadi nol; dan, \theta_s adalah kadar air jenuh, yang ekuivalen dengan porositas, \phi.



Alat & Bahan :
      -  Alat                 :

                                   1)    Petridish porselin
                                   2)    Oven
                                   3)    Spatula
                                   4)    Gegep
                                   5)    Eksikator
                                   6)    Neraca digital


    -  Bahan            :


                                  1)    Pupuk Urea
                                  2)    Air kran
                                  3)    Pupuk ZA
                                                          

 
 
 
 Cara Kerja :


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunaka
2. Menimbang contoh ± 2 gram ke dalam petridish porselin yang sudah   diketahui
bobot  tetapny
3. Petridish berisi sampel di keringkan, dipijarkan di dalam oven ± 2  3 jam.
4. Kemudian, petridish didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang hingga bobot tetap.

 Pengamatan :
ZA

·         Bobot wadah + sampel (sebelum pengeringan)          = 36,8930 gram
·         Bobot sampel                                                           = 1,0110 gram
·         Bobot wadah + sampel (setelah pengeringan)            = 36,8869 gram
 
TSP
·         Bobot wadah + sampel (sebelum pengeringan)          = 36,4363 gram
·         Bobot sampel                                                           = 1,0145 gram
·         Bobot wadah + sampel (setelah pengeringan)            = 36,4266 gram

Perhitungan :
% Air (ZA)         =  (b-a)  ×100%             
                                    c
                           = (36,8930 – 36,8869) gram x 100%
                                          1,0110 gram
                           =0,60 %
 
% Air (TSP)            = (b-a) x 100%
                                   c
                             = (36,4363 – 36,4266) gram x 100%
                                          1,0145 gram
                             = 0,95 %
 
Kesimpulan :
          Dari hasil percobaan dan pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
·         Kadar air pada sampel pupuk (TSP) adalah 0,95 %
·         Kadar air pada sampel pupuk (ZA) adalah 0,60 %
Daftar Pustaka  :
 
 

https://christianthp2010.wordpress.com/2014/04/05/uji-kadar-air/