Minggu, 17 Mei 2015

kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK

Nama                                     :          Fadel Muhammad S
NIS                                         :           124802
Kelas                                      :           III – A
Kelompok                              :           A1. 2
Tanggal mulai                      :           21 april 2015
Tanggal selesai                    :           21 april2015
Judul penetapan                 :             Penetapan kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK
Tujuan penetapan                :           Untuk mengetahui kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK.
Dasar prinsip                          :           Larutan dari pupuk P2O5 yang dipanaskan, diendapkan dengan NH4OH dan sedikit campuran magnesia membentuk NH4MgPO4. Endapan yang telah bebas Cl-diabukan dan ditimbang sebagai MgP2O7 yang berwarna putih. Kemudian dihitung kadar P2O5 dan hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas pupuk yang dianalisis.
Reaksi                                   : 
Landasan teori                     : 
Deskripsi dari Pupuk
Untuk memperoleh makanan, cara yang dilakukan sangat manusia, hewan, dan tumbuhan sangat berbeda. Manusia dan hewan dapat berpindah tempat, sedangkan tumbuhan tergantung pada tanah tempatnya berada.Jenis makanan yang diperlukan oleh manusia dan hewan berupa unsur organik atau senyawa organik yang kompleks, sedangkan makanan yang dibutuhkan tumbuhan berupa unsur-unsur anorganik sederhana yang dikenal dengan istilah unsur hara.
Dalam tanah terdapat 16 jenis unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banya dikenal dengan unsur makro, terdiri atas 9 unsur yaitu C, H, O, N, K, P, S, Mg, dan Ca. Sedangkan unsure hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit dikenal dengan unsur mikro, terdiri atas 7 unsur yaitu Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo. Ke-16 unsur tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Apabila dalam tanah tidak mengandung unsur-unsur tersebut maka tanah harus diberi pupuk sesuai dengan jenis tanah yang digunakan sebagai lahan tanam.Pupuk (fertilizer) adalah suatu zat yang ditambahkan dengan tujuan agar kesuburan tanah ditingkatkan, sehingga tanaman menjadi lebih produktif.
Bahan dan Kandungan Pupuk
            Bahan-bahan pembuat pupuk adalah Carrier, double superfosfat, CaSO4, Fosfor, kotoran (impurities), Za, asam bebas (H2SO4), bahan mantel (coated), dan Filler (pengisi).
            Adapun kandungan pupuk meliputi Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium(K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mg), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo).
Fungsi Pupuk
·                     Menambah dan menyuburkan tanah 
·                     Sebagai vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah.
·                     Menghidupkan kembali jasad renik yang ada dalam tanah.
·                     Merangsang tanaman agar tumbuh sehat.
·                     Melindungi tanaman dari hama penyakit
·                     Menaikan mutu dan porudktivitas hasil tanaman

FOSFOR
Fosfor adalah salah satu unsur hara makro sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun kandungannya lebih rendah dibandingkan nitrogen, kalium,dan kalsium. Tanaman menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- yang terdapat dalam tanah.Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada pH yang lebih tinggi (>7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion – ion tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam nukleat, fitin dan fostohumat
Fosfor berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan .
Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu P- organik dan P-anorganik.Gejala kekurangan fosfor bagi tanaman pertumbuhan kerdil (pembelahan sel terhambat), daun-daun menjadi unggu atau coklat mulai dari ujung daun, pembentukan buah tidak sempurna.
 Tanah yang kekurangan zat fospor jelek juga akibatnya bagi tanaman.Gejala yang nampak ialah warna daun seluruhnya berubah mmenjadi kelewat tua, dan sering nampak mengkiliap kemerahan.Pada tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.Kalau tanamannya kelak berbuah, maka buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas pula matang.Pada tanah serupa ini perlu dipupuk dengan pupuk yang mengandung unsur fospor (P).Kalau tidak maka tanaman yang ditanam pada tanah ini tetap bernasib jelek.
Tanah Alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin, tufa dan lahar. Bentuk wilayah yang beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya bergam dari rendah hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga dalam. Memiliki sifat kimia dan fisika yang relatif baik
Tanah Alfisol Terhadap Kandungan P2O5
Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit dan lain-lain.Gejala kekurangan fosfor (P) dapat menyebabakan pertumbuhan tanaman kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun tidak sempurna serta mudah terserang penyakit.Kekurangan Pdalam tanah dapat disebakan oleh jumlah P yang sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diamabil oleh tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasai) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).
Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah firofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P dan K metafosfat.Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi da dekomposisi bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman (Anonim, 2010).
Tanah Alfisol memiliki pH yang berubah dengan meningkatnya kedalaman dengan cenderung lebih tinggi pada bagian bawah profil dan pada sejumlah bahan-bahan glacial sampai ke suatu zona karbonat bebas dengan pH 8,0 atau lebih tinggi. Hal ini menyebabkan berubahnya mobilitas elektroporetik koloid-koloid hasil pelapukan. Koloid ini akan bergerak lambat pada pH yang lebih tinggi dibanding di bagian atas horizon B yang secara umum mempunyai pH sangat rendah (Lopulisa, 2004)
Pengaruh Ketersediaan Posfor
Fosfor secara sederhana disebut sebagai P2O5 yang diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat sehingga kemudian berpengaruh terhadap banyak hal antara lain berhubungan dengan pH  tanah, adanya Al, Fe, dan Ca larut, serta bahan organik dalam tanah. Berikut kriteria kriteria P2O5 dalam tanah (Hakim, dkk., 1986) :
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersedfiaan fosfor diantaranya pH tanah, besi dan aluminium yang dapat larut, terdapatnya mineral yang mengandung besi, aluminium dan mangan, kalsium tersedia dan mineral kalsium, jumlah dekomposisi bahan organic dan kegiatan mikroorganisme (Buckman dan Brady, 1982)
Fosfor memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tanaman karena tidak semua fosfor dalam tanah tersedia untuk tanaman.Dalam hal ini unsure fosfor sangat bergantung pada sifat dan cirri tanah serta pengelolaan tanah itu sendiri oleh manusia.Disamping itu pertambahan fosfor kedalam tanah tidak terjadi dengan pengikatan biokimia sepertihalnya nitrogen, tetapi hanya bersumber dari deposit batuan dan mineral yang mengandung fosfor di dalam tanah. Oleh karena itu kadar fosfor tanah juga ditentukan oleh banyak atau sedikitnya cadangan mineral yang mengandung fosfor dan tingkat pelapukannya (Tan, 1991).
 Hubungan P Terhadap Kesuburan Tanah    
Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer dan sekunder (H2PO4-atau HPO4-). Bentuk P  lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat  dan metafosfat, dan P-organik hasil dekomposisi bahan organic seperti fosfolipid, asam nukleat dan  phytin (Sarief, 1986).
Mikroorganisme sangat memiliki peran penting dalam terciptanya fosfor.Senyawa P organik diubah dan dimeneralisasi menjadi senyawa organik. Dari sifat unsur P sebagai bahan organik maka unsur ini memiliki peranan uang sangat essensial dalam kesuburan tanah dimana asupan nutrisi dari bahan organik sangan membentu menaikkan kadar unsur hara tanah dalam mencapai intensitas kesuburan yang optimal (Buckman dan Brady, 1982).
Kebanyakan pupuk P berbentuk ortofosfat (PO4-3),bentuk lainnya yang lebih jarang adalah metafosfat (PO3-) dan pirofosfat (P2O-4).Kedua bentuk yang terakhir akan berubah menjadi ortofosfat,apabila mereka diberikan kedalam tanah.Dua jenis pupuk P yang sering digunakan  adalah TSP (Superfosfat Tunggal) dan SP-36 (Superfosfat 36).Ca(H2PO4)2 . H2O dan (NH4)2HPO4 sendiri sebenarnya mempunyai kelarutan di dalam air yang cukup tinggi.Tetapi,oleh karena kapasitas fiksasi tanah jauh lebih besar,jarak yang ditempuh oleh difusi fosfor,sebelum akhirnya mereka mengendap,hanya beberapa millimeter saja.Pemupukan fosfor yang berulang-ulang jelas mengakibatkan penyebab heterogen.Pengolahan tanah yang sifatnya mekanislah yang dapat membuat mereka merata di dalam tanah (Indranada,H.K,1994)
Alat dan bahan                    :
Alat :
o   Gelas piala 100 ml
o   Spatula
o   Neraca
o   Kaki tiga
o   Corong
o   Pengaduk
o   Pipet tetes
o   Cawan porselin
o   Tanur
o   Eksikator
Bahan :
o   Pupuk NPK
o   Aquadest
o   NH4Cl 2 M
o   NH4OH
o   HCl
Cara kerja :
1.    Ditimbang 5 gram contoh ke dalam gelas piala,dibubuhi air suling ,dipanaskan,disaring,endpan dicuci dengan 3 x 10 ml air suling panas 
2.    Filtrat ditampung lalu dibubuhi 10 ml NH4Cl 2 M dan 10 ml campuran magnesia 
3.    Apabila menjadi keruh ditambah HCl (1 : 1 ) hingga larut
4.    Dibubuhi indikator PP,diendapkan dengan NH4OH ( 1 : 10 ) berlebih
5.    Endapan diaging dalam es lalu disaring dan dicuci dengan NH4OH ( 1 : 20 ) samapi bebas klorida
6.    Endapan dikeringkan,dipijarkan dan ditimbang sampai bobot tetap
7.    Dihitung kadar P2O5 yang larut dalam air
Pengamatan :
Bobot contoh                 =          5,1635 g
Bobot cawan kosong     =          21,5721 g
Bobot cawan + abu        =          21,8322 g
Bobot abu                       =          0,2601 g
Perhitungan :
Kadar P2O5        =          Mr P2O5 / Mr Mg2P2O7  x bobot abu x 100 %
                                                 bobot contoh
=          142 / 222 x 0,2601 g x 100 %
                                     5,1635
=          0.6396    x 0,2601 g x 100% 
                              5,1635 g
=         3,22 %
Kesimpulan                          :
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK adalah 3,22  %.
Daftar pustaka :


o   Novizan.1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.

kadar asam bebas pada pupuk ZA

Nama                           : Fadel Muhammad S
N.I.S                            : 124802
Kelas                            : III.A
Kelompok                    :A.1.2
Tanggal Praktek            : 21 april 2015
Judul Penetapan            : Penetapan Kadar Asam Bebas Pada Sampel Pupuk ZA
Tujuan Penetapan         : untuk mengetahui kadar asam bebas pada sampel pupuk ZA
Dasar Prinsip                : Keasaman bebas dapat dititrasi langsung dengan NaOH 0,1 M dengan indicator MM dan MB (1:1)
reaksi :
Landasan Teori           :
ü    PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.[1] Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a.    Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
b.    Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c.    Pupuk berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.
ü    “PUPUK ZA”
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner  dkk.  (1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman  dkk. (1993,  dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan. 

 Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu  rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat  tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al (2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioka oleh Dedi dkk (2009).
Kandungan pupuk Za
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
           
Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:Nitrogen minimal 20,8%, Belerang minimal 23,8%, Kadar air maksimal 1%, Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, Bentuk Kristal dan     berwarna putih
Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005) yaitu :Tidak higroskopis, Mudah larut dalam air, Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan, Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, Dapat dicampur dengan pupuk lain, Aman digunakan untuk semua jenis tanaman, Meningkatkan produksi dan kualitas panen, Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
Cara Penggunaan Pupuk ZA
                  Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
Alat dan Bahan           :
Alat    :
·         Erlenmeyer
·         Spatula
·         Neraca
·         Pipet tetes
·         Buret
·         Statif
Bahan :
·         Pupuk ZA
·         Indikator  MM:MB (1:1)
·         Aquadest
·         NaOH 0.0843 M

 Cara kerja :
-Ditimbang 3 gram contoh ke dalam erlenmeyer

-Dibubuhi air,dilarutkan 25 ml lalu dihomogenkan

-Dibubuhi indikator MM : Mb ( 1 : 1 )

-Dititar dengan NaOH 0,0843 M sampai titik akhir (hijau-biru)
Pengamatan                 :
~ bobot sampel                                    : 3,0059 gram
~ Volume Penitaran                              : 0,63 ml
~ Warna Titik Akhir                             : Hijau
~ N NaOH                                          : 0,0843 M
Perhitungan                :
% Asam Beba          = V NaOH × M NaOH × Mr H2SO4  ×100%             
                                               mg Contoh
                               = 0,63 ml × 0,0843 mmol/ml × 98 mg/mmol ×100%
                                  3005,9 mg
                               = 0,17 %
Kesimpulan                 :
            Dari hasil percobaan dan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kadar asam bebas dalam pupuk ZA adalah 0,17%
DAFTAR PUSTAKA :