Laporan
lengkap
Nis : 124802
Kelas : XII.A
Kelompok : A.1.2
Tanggal : 25 agustus 2014
Judul penetapan ; Bilangan penyabunan
Tujuan penetapan : Untuk mengetahui berapa banyaknya KOH yang
diperlukan
Untuk menyabunkan 1 gram minyak.
Dasar prinsip :
Contoh minyak kelapa di sabunkan dengan KOH-Alkohol berlebih. Kelebihan KOH di titar
dengan HCl menggunakan Indikator PP.
Dasar teori :
PENENTUAN
SIFAT MINYAK
Jenis
minyak dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya berdasarkan
sifat-sifatnya. Pengujian sifat-sifat minyak tersebut meliputi :
ü Uji Penyabunan
ü Uji ketidakjenuhan
ü Uji kelarutan
ü Uji Titik Cair,Indeks bias,bobot
jenis dll.
Lemak
atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester
yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak
penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi
minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair
pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar.
Lemak
dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti
“triester dari gliserol” . Jadi
lemak dan minyak juga merupakan senyawa ester . Hasil hidrolisis lemak
dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga
disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
1. Penamaan
lemak dan Minyak
Lemak
dan minyak sering kali diberi nama derivat asam-asam lemaknya, yaitu dengan
cara menggantikan akhiran -at pada
asam lemak dengan akhiran -in ,
misalnya :
- tristearat dari gliserol diberi nama
tristearin
- tripalmitat dari gliserol diberi nama tripalmitin
Selain
itu , lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk
penamaan suatu ester, misalnya:
- triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat
- tripalmitat dari gliserol disebut gliseril
tripalmitat
2. Pembentukan Lemak dan Minyak
Lemak
dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam
pembentukannya, trigliserida merupakan
hasil proses kondensasi satu molekul
gliserol dan tiga molekul asam lemak
(umumnya ketiga asam
lemak tersebut berbeda
–beda), yang membentuk satu molekul
trigliserida dan satu molekul air .
Kegunaan Lemak dan Minyak
Lemak
dan minyak merupakan senyawaan organik
yang penting bagi kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara
lain:
1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang
spesifik
2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul
3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat,karena lemak dan minyak jika
dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan
9 kalori/liter gram lemak atau
minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1
gram protein atau karbohidrat. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka
minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan
sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.
4. Memberikan konsistensi empuk,halus
dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
5. Memberikan tekstur yang lembut dan
lunakl dalam pembuatan es krim.
6. Minyak nabati adalah bahan
utama pembuatan margarine
7. Lemak hewani adalah bahan utama
pembuatan susu dan mentega
8. Mencegah timbulnya
penyumbatan pembuluh darah yaitu
pada asam lemak esensial.
6.
Sifat-sifat Lemak dan Minyak
6.1
Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1. Bau amis (fish flavor) yang
disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan
minyak biasanya ditentukan pada
temperature kamar
3. Indeks bias dari lemak dan
minyak dipakai pada pengenalan unsur
kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air
kecuali minyak jarak (coastor
oil), sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon
disulfida dan pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat
dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6. Rasa
pada lemak dan minyak selain
terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat
pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan
cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak/lemak
9. shot melting point adalah
temperratur pada saat terjadi tetesan
pertama dari minyak / lemak
10. slipping point digunakan untuk
pengenalan minyak atau lemak alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya
6.2
Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak
bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester.
2. Hidrolisa
Dalam reaksi
hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah
menjadi asamasam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan
kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi
karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3. penyabunan
Reaksi ini
dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida.
Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan
dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari
rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi
selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring .
Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung
pada derajat kejenuhan.
5. Oksidasi
Oksidasi
dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi
ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
7. Perbedaan Antaa Lemak dan Minyak
Perbedaan antara lemak dan minyak antara
lain, yaitu:
v Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan
minyak berwujud cair
v Gliserrida
pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa
minyak (minyak nabati)
v Komponen
minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh
sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh
PENENTUAN
ANGKA PENYABUNAN
Angka
Penyabunan dapat dilakukan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak
secara kasar. Minyak yang disusun asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul
relative kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya,
minyak dengan berat molekul yang besar mempunyai angka penyabunan relative
kecil.
Angka
penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan satu gram (1 g) lemak atau minyak.
Alcohol
yang ada pada koh berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar
mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang
dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur
berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap /
sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi
ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang
dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.
Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan
kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah
margarine. Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk
mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk
membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat
fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk
menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.
Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan
larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida,
yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan
alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan
menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui.
Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan
alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat
membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang
timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan
karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat,
kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning
ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit
ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka
perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.
Penetuan angka
penyabunan dilakukan untuk menentukan berat molekul dari suatu lemak atau
minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang
pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil mempunyai angka
penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang
besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan
sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak
atau minyak.
Bilangan
Penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan bobot molekul minyak/lemak
secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon pendek, akan
mempunyai bobot molekul (Mr) kecil, sedangkan minyak dengan rantai karbon
panjang akan mempunyai bobot molekul yang lebih besar .
Minyak/lemak yang mempunyai bobot molekul kecil akan mempunyai bilangan penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan bobot molekul besar akan mempunyai bilangan penyabunan yang relatif kecil.
Minyak/lemak yang mempunyai bobot molekul kecil akan mempunyai bilangan penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan bobot molekul besar akan mempunyai bilangan penyabunan yang relatif kecil.
Bilangan
Penyabunan (Safonifikasi) adalah banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
mempersabunkan satu gram minyak/lemak
Alat
dan bahan :
Alat : Bahan :
·
Neraca
analitik digital •
Sampel minyak goreng
·
Pipet
tetes •
aquadest
·
Gelas
piala 100 mL •
KOH alcohol 0.5 N
·
Erlenmeyer
asah 250 mL •
indicator pp
·
Gelas
piala 400 mL •
kertas saring
·
Pipet
volume 25 mL •
sabun
·
Hot
plate
·
Pendingin
tegak
·
Corong
·
Pengaduk
·
Buret
asam 50 mL
·
Statif
·
Labu
semprot
Cara
kerja :
·
Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan
cuci hingga bersih
·
Menimbang ± 2 gram sampel minyak
·
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah 250 mL
· Menambahkan 25 mL KOH alcohol(CH3CH2OH)
·
Memanaskan Erlenmeyer tersebut diatas
penangas listrik berpendingin tegak selama 30 menit
·
Kemudian dinginkan Erlenmeyer tersebut dengan
suhu kamar
·
Setelah dingin,ditambahkan 2-3 tetes
indicator phenophtalein(pp)
·
Kemudian titar dengan HCl yang telah
distandarisasi
·
Kemudian buat larutan blanko yaitu dengan prosedur yang sama
kecuali tanpa bahan lemak atau minyak.
Pengamatan
:
·
Berat sampe
(minyak) :
2.0051 gram
·
Volume penitar (NaOH 0.0961 N ) :
Sampel : 24.80 mL
Blanko :26.30 mL
Sampel : merah ungu
Blanko :ungu muda
·
Warna larutan setelah ditambahkan indicator :
Sampel : merah muda
Blanko : merah muda
·
Warna larutan setelah titik akhir tercapai :
Sampel : tidak berwarna
Blanko : tidak berwarna
perhitungan
:
Bilangan penyabunan : (b-a)mL x N HCl x BE KOH / gr sampel
:(26,30-24,80)mL x 0,5 meq/mL x 56 Mg/meq / 2,0051 g
:1,5 mL x 0,5 meq/ml x 56 Mg/meq / 2,0051 g
;:1,5 mL x 0,5 meq/ml x 56 Mg/meq / 2,0051 g
Prinsip
kerja angka penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak/ lemak
direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya
menghasilkan griserol dan sabun. Sisa dari NaOH dititrasi dengan menggunakan
HCl yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa
banyak NaOH yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak bebas
dalam sampel.
Pada
saat melakukan percobaan untuk menguji angka penyabunan sampel minyak
direaksikandengan NaOH dalam alkohol berlebih, seharusnya ditambahkan KOH,
namun karena keterbatasan alat sehingga digantikan fungsinya dengan menggunakan
NaOH. Pada saat melakukan percobaan untuk menentukan angka penyabunan, asam
lemak dan asam lemak bebas dari minyak (sampel) dengan menggunkan NaOH dalam
Alkohol dapat membentuk sabun,
Angka
penyabunan tersebut adalah banyaknya mg NaOH yang diperlukan untuk menyabunkan
secara sempurnya 1g Lemak atau minyak.
Pada
saat percobaan angaka penyabunan juga digunakan titrasi blanko ( titrasi tanpa
menggunakan sampel) yang berfungsi untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi
dengan preaksi. Sehingga dalam perhitungan tidak terjadi kesalahan yang
disebabkan oleh preaksi.
Kesimpulan
:
Dari hasil percobaan yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa banyaknya KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram
minyak adalah 20.94 Mg/g
Daftar pustaka :
·
http://chemistapolban.blogspot.com/2011/06/praktikum-penentuan-angka-penyabunan.html
·
http://btagallery.blogspot.com/2010/02/blog-post_4540.html
·
http://asri77.blogspot.com/2012/12/bilangan-saponifikasi-angka-penyabunan_15.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar