Laporan lengkap
Nama : Fadel Muhammad sudarmanto
Nis : 124802
Kelas : XII.A
Tanggal : 25 agustus 2014
Judul penetapan ; Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
Tujuan penetapan : Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas
dalam sampel
Minyak goreng
Dasar prinsip :
Penentuan
kadar asam lemak bebas (FFA) berprinsip pada titrasi sampel yang dilarutkan
dengan alkohol netral oleh NaOH untuk menetralkan asam lemak bebas.
Dasar teori :
FFA ( Free Fatty
Acid )
Asam lemak bebas berasal dari proses hidrolisa minyak
ataupun dari kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi berarti
kualitas minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar asam lemak bebas dalam
minyak ini bertujuan untuk menentukan kualitas minyak. Penentuan kadar asam
lemak bebas ini berdassarkan pada jenis asam lemak apa yang paling dominan
dalam sampel minyak atau lemak yang digunakan. Penentuan asam lemak dapat
dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari minyak atau lemak, hal ini
dikarenakan bilangan asam dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengetahui
jumlah asam lemak bebas dalam suatu bahan atau sample.Semakin besar angka asam
maka dapat diartikan kandungan asam lemak bebas dalam sample semakin tinggi,
besarnya asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel dapat diakibatkan dari
proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan asam lemak bebas
adalah alkohol netral. Alkohol dalam kondisi panas akan lebih baik melarutkan sampel yang juga nonpolar.
Dalam memanaskan alkohol, dilakukan pemanas air hal ini dikarenakan titik didih
alkohol lebih rendah daripada air. Dengan menggunakan kondesor diaman uap air
akan menjadi embun kembali. Setlah itu diberi inidkator pp. Apabila alkohol
terlalu asam maka digunakanlah basa. proses titrasi dengan penggunaan NaOH 0,1N
sebagai titrannya sampai warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik.
Presentase asam lemak bebas minyak curah lebih tinggi dibanding dengan minyak
kemasan.
Asam
lemak bebas adalah asam yang di bebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat
berbagai macam lemak, tetapi untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap
sebagai Asam Palmitat (berat molekul 256). Daging kelapa sawit
mengandung enzim lipase yang dapat menyebabkan kerusakan pada mutu minyak
ketika struktur seluler terganggu. Enzim yang berada didalam jaringan daging
buah tidak aktif karena terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak dapat
berinteraksi dengan minyak yang banyak terkandung pada daging buah. Masih aktif
di bawah 15 derajat C dan non aktif dengan temp diatas 50 derajat C. Apabila
trigliserida bereaksi dengan air maka menghasilkan gliserol dan asam lemak
bebas. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam
pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya kembali menjadi asam lemak
bebas (ALB) (Soerawidjaja, 2005).
Asam
lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan
terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan
tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam
lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh
Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk
garam.R-COONa + H2OàR-COOH
+ NaOH garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut
dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan
digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya
adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh
dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni,
asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses
penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol suatu
asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil
terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam.
Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau
enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada
tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan
panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C
dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih
ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis
(Riawan, 1990).
Minyak goreng kelapa sawit bermutu
prima (Special Quality) mengandung asam lemak bebas(Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan.
Kualitas
standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % asam lemak bebas.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas (kemurnian) minyak goreng kelapa
sawit adalah asam lemak bebas. Peningkatan jumlah asam lemak bebas ini
terjadi bila minyak goreng teroksidasi
ataupun terhidrolisis sehingga
mengakibatkan ikatan rangkap yang ada dalam minyak akan pecah. Pecahnya ikatan rangkap ini
lama-kelamaan akan membuat minyak goreng menjadi semakin jenuh. enggunaan
minyak kelapa sawit sebagai minyak goring cukup menguntungkan. Adanya karoten
dan tokoferol yang terkandung di dalamnya menyebabkan minyak kelapa sawit ini
perlu dikembangkan sebagai sumber vitamin. Karoten dan tokoferol ini diketahui
dapat meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi dengan kata lain
menyebabkan minyak tidak mudah tengik. Selain itu minyak kelapa sawit dapat
dikatakan sebagai minyak goreng non kolesterol (kadar kolesterolnya rendah)
(Penebar swadaya, 1992).
Minyak goreng berfungsi sebagai
pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.
Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak
sampai terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan
dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi gliserol akan
membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein tersebut. Makin tinggi titik asap
makin baik minyak goreng itu. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari
kadar gliserol bebas. Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng titik aspnya
akan turun, karena telah terjadi hidrolisis molekul lemak. Karena itu untuk
menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan minyak sebaiknya dilakukan pada suhu
yang tidak terlalu tinggi (suhu penggorengan 177 oC - 221 oC)
Minyak dan lemak yang dapat dimakan (edible fat), dihasilkan oleh alam, yang
dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak
berfungsi sebagai sumber cadangan energi (Winarno, 2004).
Alkohol
Alkohol
adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus fungsi hidroksil
(-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan rumus umumnya
R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena
dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol
akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang
mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan
O-H. Salah satu senyawa alkohol, etanol (etil alkohol, atau alkohol
sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman
beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH ( Anonim, 2011a).
Alkohol
umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung
pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil).
Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai
hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alcohol memiliki gugus OH
yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin
panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya
Indikator
PP (Phenolphtalein)
Indikator
PP (phenolphtealin) adalah Indikator asam-basa yang digunakan dalam
titrasi asidimetri dan alkalimetri. Indikator ini bekerja karena perubahan pH
larutan. Indikator ini merupakan senyawa organik yang bersifat asam atau basa,
yang dalam daerah pH tertentu akan berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein
dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan fenol.
Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah
muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi:
- Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada titik ekivalen tidak tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi, hal ini disebabakan karena titrasi ini saling menetralkan sehingga akan berhenti pada pH 7, sedangkan warna berubah pada pH 8.
- Titrasi
asam lemah oleh basa kuat. Boleh untuk digunakan karena
pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M - Titrasi basa lemah oleh asam kuat, tidak dapat dipakai,
- Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. PP tidak dapat dipakai. Trayek pH tidak sesuai dengan titik ekivalen (Anonim, 2011b).
Larutan NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam
kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium
oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah
basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat
lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH
juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH.
Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonimn, 2012g).
Alat dan bahan ;
Alat : Bahan
:
·
Neraca analitik digital • Sampel minyak goreng
·
Gelas piala 100 mL • alcohol netral
·
Pipet tetes •
Kertas saring
·
Pengaduk •
aquadest
·
Erlenmeyer asah 250 mL • Larutan NaOH 0.0961
·
Gelas piala 400 mL • Larutan indicator pp
·
Batu didih •
sabun
·
Gelas ukur 100 ml
·
Penangas listrik
·
Pendingin tegak
·
Buret asam 50 mL
·
Corong
·
Masker
·
Statif
Cara kerja :
·
Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan cuci
hingga bersih
·
Menimbang
± 5 gram sampel minyak
·
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah 250 mL
·
Menambahkan 50 mL alcohol(CH3CH2OH)
netral dan memasukkan batu didih
·
Memanaskan Erlenmeyer tersebut diatas
penangas listrik berpendingin tegak selama 30 menit
·
Kemudian dinginkan Erlenmeyer tersebut dengan
suhu kamar
·
Setelah dingin,ditambahkan 2-3 tetes
indicator phenophtalein(pp)
·
Kemudian titar dengan NaOH yang telah
distandarisasi
Pengamatan :
·
Berat sampel
(minyak) :
5.0140 gram
·
Volume penitar (NaOH 0.0961 N ) : 0.30 mL
·
Warna larutan sebelum penambahan indicator
(PP) : Tidak berwarna
·
Warna larutan setelah ditambahkan indicator : Tidak berwarna
·
Warna larutan setelah titik akhir tercapai : Merah muda
Perhitungan :
Kadar asam lemak bebas :( mL NaOH x N NaOH x BE asam laurat/gram sampel) x 100 %
Asam lemak bebas adalah asam lemak
yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak
bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan
lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB.
Reaksi ini akan dipercepat dengan
adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama
reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk Asam lemak
bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan.
Tingginya asam lemak bebas ini
mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha
pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. Kenaikan asam
lemak bebas ditentukan mulai dari tandan dipanen sampai tandan diolah di
pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak . Asam
lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih
besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan
kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang
dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak
atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan
pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf
dan memperrsingkat umur (Anonim, 2012f).
Kadar asam lemak bebas dalam minyak
kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas
lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada permukaan lidah dan tidak
berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah
asam lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil
mengakibatkan rasa tidak lezat.
Fungsi penambahan Alkohol
Minyak kelapa tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan
alkohol untuk melarutkannya, karena alkohol adalah pelarut untuk bahan organik.
Penambahan alkohol pada minyak kelapa yang ingin ditentukan kadar asam lemak
bebasnya bertujuan untuk melarutkan minyak kelapa saat proses pemanasan.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Anonim (2012i) yaitu fungsi penambahan
alkohol adalah untuk melarutkan lemak atau minyak dalam sampel agar dapat
bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol yang digunakan adalah untuk
melarutkan minyak, sehingga alkohol (etanol) yang digunakan konsentrasinya
berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik
(Anonim, 2012i).
Fungsi penambahan Indikator PP
Pemberian tiga tetes indikator pp pada praktikum ini adalah
sebagai indikator pembuktian bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Pada
praktikum ini, setelah dititrasi dengan NaOH, larutan alkohol dan Minyak kelapa
yang telah ditetesi indikator pp berubah warna menjadi merah muda. Hal ini
membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Hal ini diperkuat oleh Anonim
(2011b) yaitu jika pada percobaan larutan NaOH diberi fenoftalen, lalu
warnanya berubah menjadi merah lembayung, maka trayek pH-nya sekitar 9-10
(basa).
Fungsi penambahan NaOH
Penggunaan NaOH saat proses titrasi adalah untuk menentukan
kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa. Jumlah volume yang
digunakan untuk menitrasi larutan minyak kelapa dan alkohol digunakan dalam
proses penentuan asam lemak bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Anonim (2011) yaitu volume yang diperoleh dari proses titrasi
digunakan dalam perhitungan penentuan kadar asam lemak bebas yang tergantung
pada suatu bahan pangan.
Kesimpulan :
Dari
hasil percobaan yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa kadar asam lemak bebas
dalam minyak goreng adalah 0.11 %
Daftar pustaka :